Surat Al-Kafirun Ayat 1-6 tentang Tidak Ada Toleransi dalam Keimanan dan Peribadahan


A. Membaca Surat Al-Kafirun Ayat 1-6
Qul yaaaaa ayyuhal kaafiruun
(1) Katakanlah: “Hai orang-orang yang kafir.”

Laaa a'budu maa ta'buduun
(2) Aku tidak menyembah apa yang kau sembah.

Walaaa antum 'aabiduuna maaaaa a'bud
(3) Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.


Walaaa ana- 'aabidun(m) maa 'abattum
(4) Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah.

Wa laaa antum 'abiduuna maaa a'bud
(5) Dan kamu tidak pernah pula menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah.

Lakum diinukum waliya diin
(6) Untukmulah agamamu dan untukkulah agamaku.

B. Arti Kata-Kata Surat Al-Kafirun Ayat 1-6
Terjemahan
Kalimat
Katakanlah
Wahai
Orang-orang kafir
Tidak
Aku menyembah
Apa
Kamu sembah
Dan tidak
Kamu
Menyembah
Aku
Menjadi penyembah
Kamu sembah
Bagi kalian
Agamamu
Dan bagiku
Agamaku

C. Tajwid Kata-Kata Surat Al-Kafirun Ayat 1-6
Kata
Hukum
Keterangan
Mad jaiz munfashil
Mad pada huruf "ya" bertemu dengan huruf "hamzah" pada kalimat yang berbeda
Musyaddah
Huruf "ya" bertasydid
Mad thabi'i
Huruf "ha" fathah bertemu dengan huruf "alif" mati
Alif lam qamariah
Huruf "alif lam" bertemu dengan huruf "kaf"
Mad thabi'i
Huruf "kaf" fathah bertemu dengan "alif" mati
Tafkhim
Huruf "ra" berharakat dhommah
Mad thabi'i
Huruf "ra" dhommah bertemu dengan huruf "wau" mati
Mad 'aridh lissukun
Mad pada huruf "ra" bertemu dengan huruf "nun" kemudian huruf "nun" diwaqafkan
Mad jaiz munfashil
Mad pada huruf "lam" bertemu dengan huruf "hamzah" pada kalimat yang berbeda
Mad thabi'i
Huruf "mim" fathah bertemu dengan huruf "alif" mati
Mad thabi'i
Huruf "da" dhommah bertemu dengan huruf "wau" mati
Mad 'aridh lissukun
Mad pada huruf "da" bertemu dengan huruf "nun" kemudian huruf "nun" diwaqafkan
Mad jaiz munfashil
Mad pada huruf "lam" bertemu dengan huruf "hamzah" pada kalimat yang berbeda
Ikhfa aqrab
Huruf "nun" mati bertemu dengan huruf "ta"
Izhar syafawi
Huruf "mim" mati bertemu dengan huruf "'a"
Mad thabi'i
Huruf "'ain" fathah bertemu dengan huruf "alif" mati
Mad thabi'i
Huruf "da" dhommah bertemu dengan huruf "wau" mati
Mad jaiz munfashil
Mad pada huruf "mim" bertemu dengan huruf "hamzah" pada kalimat yang berbeda
Kalkalah kubra
Huruf "da" mati di akhir kalimat
Mad jaiz munfashil
Mad pada huruf "lam" bertemu dengan huruf "hamzah" pada kalimat yang berbeda
Mad thabi'i
Huruf "'ain" fathah bertemu dengan "alif" mati
Idgham bighunnah
Huruf "da" tanwin dhommah bertemu dengan huruf "mim"
Musyaddah
Huruf "mim" bertasydid
Mad thabi'i
Huruf "mim" fathah bertemu dengan huruf "alif" mati
Idgham Mutajanisain
Huruf "da" sukun bertemu dengan "ta"
Izhar syafawi
Huruf "mim" mati bertemu dengan huruf "da"
Mad thabi'i
Huruf "da" kasrah bertemu dengan huruf "ya" mati
Izhar syafawi
Huruf "mim" mati bertemu dengan huruf "wau"
Mad thabi'i
Huruf "da" kasrah bertemu dengan huruf "ya" mati
Mad arid lissukun
Mad pada huruf "da" bertemu dengan huruf "nun" kemudian huruf "nun" diwaqafkan

D. Kandungan Surat Al-Kafirun Ayat 1-6
1. Surat Al-Kafirun disebut sebagai "Al-Muqasyqisyah" atau penyembuh karena kandungannya menyembuhkan dan menghilangkan kemusyrikan.
2. Umat Islam menolak usul kaum kafir untuk penyatuan ajaran agama dalam rangka mencapai kompromi.
3. Mengajak masing-masing untuk melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan tanpa bersikap saling mengganggu.
4. Ajakan kaum kafir tidak logis karena setiap ajaran pokok suatu agama beserta perinciannya pasti berbeda.
5. Rasulullah saw. tidak akan menyembah Tuhan orang-orang kafir (berhala) karena agama mereka bersifat menolak, ingkar, tidak percaya, dan mendustakan ayat-ayat dan syariat Allah swt.
6. Rasulullah saw. dan kaum mukmin tidak akan beribadah seperti ibadahnya orang kafir yang bercampur dengan syirik, yaitu memuja patung atau berhala dan menganggap mereka dapat memberikan perlindungan atau kekuatan kepada orang kafir tersebut.
7. Orang kafir tidak pernah pula akan menyembah Allah swt.
8. Tidak boleh saling memaksa untuk mengikuti suatu agama. Rasulullah saw. menjelaskan bahwa agamamu dan balasannya untuk kamu (kaum kafir) dan agamaku dan balasannya adalah untukku (kaum mukmin).

E. Kesimpulan Surat Al-Kafirun Ayat 1-6
1. Penegasan bahwa Tuhan yang disembah (makbud) oleh Rasulullah saw. dan umat Islam berbeda dengan makbud orang-orang kafir (kaum musyrikin yang mengingkari keesaan Allah swt. dan kerasulan Rasulullah saw.) Demikian juga cara peribadahan Rasulullah saw. dan umat Islam yang hanya berdasarkan keikhlasan dan ketulusan hati dan bersih dari sikap perilaku syirik terhadap Allah swt. berbeda dengan cara peribadahan orang-orang kafir (musyrikin).
2. Penolakan dari Rasulullah saw. dan umat Islam terhadap kaum kafir untuk mencampuradukkan keimanan dan peribadahan yang diajarkan Islam dengan keimanan dan peribadahan yang diajarkan agama kaum kafir yang mengandung kemusyrikan.

Dalam menyikapi keimanan dan peribadahan itu, umat Islam dan kaum kafir hendaknya bebas beragama dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya, dan tidak boleh saling mengganggu. Islam melarang memaksa orang lain untuk menganut sesuatu agama. (Lihat dan pelajari Q.S. Al-Baqarah, 2: 256!)


(256) Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

F. Sebab Turunnya Surat Al-Kafirun Ayat 1-6
Surat Al-Kafirun ini termasuk surat makiyah atau surat yang diturunkan di Mekah, sebelum Rasulullah saw. berhijrah ke Madinah. Al-Kafirun artinya orang-orang kafir. Surat ini dinamakan Al-Kafirun, karena tema pokoknya menjelaskan sikap Rasulullah saw. dan umat Islam terhadap orang-orang kafir sebagaimana terungkap dalam pojok kisah berikut ini.

Beberapa tokoh kaum kafir (kaum musyrikin) di Mekah seperti Al-Walid bin Al-Mugirah, Aswad bin ‘Abdul Muttalib dan Umayyah bin Khalaf, datang kepada Nabi Muhammad saw. menawarkan kompromi yang menyangkut pelaksanaan peribadahan.

Mereka mengusulkan, agar Rasulullah saw. dan umat Islam mengikut kepercayaan mereka dan mereka pun akan mengikuti agama Islam. Mereka berkata, “Wahai Muhammad, bagaimana jika kami menyembah Tuhanmu selama setahun dan kamu juga menyembah Tuhan kami selama setahun. Jika agamamu benar, kami mendapat keuntungan, karena kami juga menyembah Tuhanmu, dan jika agama kami yang benar, kamu juga tentu memperoleh keuntungan.”

Mendengar usul kaum kafir itu Rasulullah saw. dengan tegas menjawab, “Aku berlindung kepada Allah swt. agar tidak tergolong orang-orang yang bersikap dan berperilaku syirik atau menyekutukan Allah.” Untuk mempertegas penolakan Rasulullah saw. tersebut, kemudian Allah SWT menurunkan surat Al-Kafirun. Setelah Rasulullah saw. menerima surat Al-Kafirun ini, beliau lalu mendatangi tokoh-tokoh kaum kafir (musyrikin) di Mekah, yang waktu itu sedang berkumpul di Masjidil Haram. Di hadapan mereka Rasulullah saw. membacakan surat Al-Kafirun ayat 1 sampai 6 dengan mantap dan lantang, sehingga mereka menyadari bahwa usul mereka untuk berkompromi dalam keimanan dan ibadah agama, ditolak oleh Rasulullah saw. dan umat Islam.

G. Penerapan Perilaku yang Mencerminkan Surat Al-Kafirun Ayat 1-6
1. Setiap muslim/muslimat akan bertekad dan berusaha secara sungguh-sungguh agar selama hidup di dalam dunia ini senantiasa menyakini kebenaran agama Islam yang dianutnya dan mengamalkan seluruh ajarannya dengan bertakwa kepada Allah swt.
2. Walaupun antara umat Islam dengan umat lain (non-Islam) tidak ada kompromi (toleransi) dalam hal keimanan (akidah) dan peribadahan, namun dalam pergaulan dan kehidupan bermasyarakat, umat Islam dan umat lain (non-Islam) hendaknya saling menghormati dan menghargai serta bekerja sama dalam urusan dunia demi terwujudnya keamanan, ketertiban, kedamaian, dan kesejahteraan bersama.
3. Menolak ajakan kaum musyrikin untuk tukar-menukar pengalaman dalam keimanan dan peribadahan atau untuk keluar dari agama Islam dan menganut agama mereka, dengan tegas dan bijaksana. (Pelajari Q.S. Al-Baqarah, 2 :217).























(217) Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan Haram. Katakanlah: "Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar; tetapi menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kafir kepada Allah, (menghalangi masuk) Masjidil Haram dan mengusir penduduknya dari sekitarnya, lebih besar (dosanya) di sisi Allah. Dan berbuat fitnah lebih besar (dosanya) daripada membunuh. Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.

25 komentar:

  1. terima kasih, sungguh sangat bermanfaat sekali

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama pak :D
      Mohon maaf ya kalau posting yang lain tidak selengkap ini, saya belum sempat mengupload yang lainnya, maklum masih ujian :D

      Hapus
  2. Thank a lot. Very helpful. Jazakalloh.
    Blogwalking yah bro and sist to my blog. cahpelajar.blogspot.com. Hehe XD

    BalasHapus
  3. makasih . :) .
    postingannya bermanfaat dan bikin tugas sekolah menjadi beres :p ...

    BalasHapus
  4. syukron sangat membantu sekali

    BalasHapus
  5. izin copas ya mas. buat tugas sekolah :) postingan nya komplit banget

    BalasHapus
  6. terima kasih sangat membantu saya..
    bermanfaat sekali

    BalasHapus
  7. Terimakasih ya postinganya sangat beranfaat sekali

    BalasHapus
  8. Terimakasih ya postinganya sangat beranfaat sekali

    BalasHapus